Jumat, 24 November 2017

Profil Persik Kediri, Daftar Skuad Pemain dan Sejarah Persik

Nama lengkap

Persatuan Sepak Bola Indonesia Kediri
Julukan Macan Putih
Didirikan 19 Mei 1950
Stadion Stadion Brawijaya, Kediri, Jawa Timur (Kapasitas 20.000 penonton)
Owner
Presiden Klub Dr. Samsul Ashar
Pelatih  Bejo Sugiantoro
Suporter Persikmania
Liga Liga 2

Profil Persik Kediri, Daftar Skuad Pemain Persik 2017-2018 dan Sejarah Persik Kediri. Persatuan sepak bola Indonesia Kediri (Persik Kediri)  adalah klub sepak bola yang berasal dari Kediri, Jawa Timur. Tim Persik Kediri berdiri pada 19 Mei 1950 dan berkandang di Stadion Brawijaya. Persik Kediri adalah tim yang mempunyai banyak prestasi dan banyak menciptakan pemain-pemain berkualitas. Persik mempunyai suporter fanatik yang selalu menemani ketika bertanding yaitu persikmania.
Sejarah
Persik Kediri berdiri pada tanggal 9 Mei 1950 yang ditokohi oleh bupati Kediri saat itu, R. Muhammad Machin. Karena saat itu masih berupa kabupaten, tidak seperti saat ini yang sudah terbagi menjadi kabupaten dan kota. Pertama kali yang di lakukkan Muchin adalah merancang bendera tim yang dibantu oleh Giok Djie dan Kusni. Rancangan bendera awalnya berwarna merah bagian atas dan hitam bagian bawah dengan tulisan tengah-tengah kedua warna PERSIK.
Persik Kediri terdaftar di PSSI sebagai tim perserikatan PSSI. Persik sendiri memiliki beberapa klub anggota, diantaranya PSAD, POP, Dhoho, Radio, dan Indonesia Muda (IM). Dalam tiga dekade (1960 hingga 1990-an) prestasi Persik belumlah menonjol bahkan di tingkat nasional pun masih kalah dibandingkan dengan “saudara mudanya” Persedikab Kabupaten Kediri yang pada era 1990-an tercatat dua kali mengikuti kompetisi Ligina.
Sejak ditangani oleh Wali Kota Drs. H.A. Maschut menunjukan perbaikan perubahan. Untuk mengawali debutnya  di nasional, Persik Kediri merekrut bekas pelatih timnas Indonesia pra piala dunia, Sinyo Aliandoe untuk berkompetisi di Divisi I periode 2000-2001. Namun Sinyo bertahan satu tahun di Persik Kediri.  Kemudian setelah Om Sinyo mundur, Persik Kediri mendatangkan pelatih bertangan dingin Jaya Hartono.  Sedangkan urusan di dalam maupun di luar stadion H. A. Maschut minta bantuan putra menantunya, Iwan Budianto, yang sebelumnya sebagai manajer tim Arema Malang.
Ketika  ditangani oleh Iwan Budianto dan Jaya Hartono, Macan Putih mulai bangkit dan mampu menyabet juara kompetisi Divisi I PSSI 2002. Sekaligus mengantarkan Persik Kediri menuju kompetisi papan atas pada masa itu Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia musim kompetisi 2003.
Juara Liga Indonesia 2003 dan 2006
Sejak kompetisi itu digelar pada bulan Januari 2003, Persik sudah mengklaim dirinya sebagai tim dari daerah yang tak sekadar “numpang lewat”. Tekad itu terpatri di dalam lubuk sanubari para pemain, sehingga dengan usaha keras dan penuh dramatis, Persik mampu mencuri perhatian publik bola di Tanah Air setelah berhasil memboyong Piala Presiden setelah mengukuhkan dirinya sebagai juara Ligina IX/2003.
Persik mampu memupuskan harapan tim-tim besar, seperti PSM Makassar, Persija Jakarta, dan Persita Tangerang yang saat itu sangat berambisi menjadi kampiun dalam kompetisi paling bergengsi di Jagad Nusantara ini. Piala Presiden itu kembali berlabuh di Kota Kediri setelah Persik berhasil menjuarai kompetisi Divisi Utama Ligina XII/2006 setelah menyudahi perlawanan sengit PSIS Semarang dengan skor 1-0 di partai final yang digelar di Stadion Manahan Solo.
Untuk mendapatkan prestasi seperti itu tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Persik yang awalnya dipandang sebelah mata berubah menjadi tim yang lapar akan kemenangan. Ini bisa dilihat di awal-awal kompetisi LBM IX berjalan, Persik terseok-seok bahkan pernah menduduki peringkat ke-13 klasemen sementara.
Perlahan tetapi pasti, kemenangan demi kemenangan diraihnya hingga pada putaran pertama Persik sempat menempati puncak klasemen sementara. Dan di putaran kedua prestasi Pesik semakin stabil hingga kompetisi berakhir Persik sukses menjadi juara.
Dengan diperkuat tiga legiun asing asal Cile, yakni Fernando, Juan Carlos dan Alejandro Bernald, pada tahun 2002 Persik menorehkan tinta emas setelah berhasil menyabet Juara Divisi I PSSI, di mana pertandingan empat besarnya diselenggarakan di Manado.
Prestasi itu memastikan Persik masuk Divisi Utama Ligina IX/2003. Namun sebelum ikut kompetisi paling bergengsi di Tanah Air itu, Persik mencatat prestasi gemilang setelah sukses merengkuh gelar juara Piala Gubernur Jatim I/2004 di Surabaya . Gelar itu kembali direbutnya pada Piala Gubernur III/2005 di Gelora Delta Sidoarjo setelah menyudahi perlawanan tim debutan Persekabpas Kabupaten Pasuruan. September 2006 lalu.
Tangan Dingin Di Balik Persik.
Prestasi demi prestasi yang ditorehkan Persik, tak bisa lepas dari perjuangan dan kegigihan beberapa tokoh sepak bola Kota Kediri. Sejak tahun 1999 Wali Kota Drs H.A. Maschut memegang jabatan sebagai Ketua Umum. Ia dibantu J.V. Antonius Rahman yang saat itu menjabat Ketua DPRD Kota Kediri sebagai Ketua Harian Persik dan tokoh sepak bola, Barnadi sebagai Sekretaris Umum.
Namun tak bisa dilupakan pula perjuangan Iwan Budianto sebagai manajer tim untuk mengangkat citra Kota Kediri di bidang sepak bola bersama Eko Soebekti dan Suryadi, masing-masing menempati posisi asisten manajer operasional dan asisten manajer keuangan.
Untuk aristek di lapangan baik pengurus maupun manajemen saat itu mengangkat mantan pemain Niac Mitra Surabaya, Jaya Hartono dibantu mantan pemain Arema Malang, Mecky Tata bertindak selaku asisten pelatih. Nama Iwan Budianto dan Jaya Hartono sudah cukup lama dikenal oleh publik bola di tanah air. Sebelum bergabung dengan Persik, Iwan Budianto pernah menjadi manajer tim Arema Malang pada Ligina V 1998/1999. Saat itu Arema menempati peringkat ketiga grup tengah II.
Sementara Jaya Hartono sudah tidak asing lagi. Selain malang melintang sebagai pemain di beberapa klub Galatama mulai dari Niac Mitra, Petrokimia Putra, BPD Jateng, Assyabaab Salim Group Surabaya, PKT Bontang hingga kariernya di timnas PSSSI selama sepuluh tahun mulai 1986 sampai 1996. Sebagai orang yang bertangan dingin Jaya Hartono membawa Persik sebagai Juara Ligina IX/2003 bagi Persik.
Namun sayang Jaya Hartono tahun 2006 meninggalkan Persik Kediri dan digantikan Daniel Rukito hingga tahun 2007. Meski hanya dua tahun Daniel juga menorehkan sejarah bagi Persik Kediri yakni membawa Persik Juara Ligina XII/2006.
Menghadapi Super Liga Persik mencoba pelatih asing asal Muldova yang cukup dikenal yakni Arcan Iurie (mantan pelatih Persib Bandung dan Persija) itupun hanya setengah kompetisi, selanjutnya Persik dibawah kendali Aji Santoso hingga akhir ISL 2008 dan menjadikan Persik dalam 5 besar (peringkat 4 ISL 2008). Memasuki ISL 2009/2010 Persik diarsiteki oleh Gusnul Yakin seiring pergantian Ketua Umum yang baru yang menggantikan HA Maschut kepada dr Samsul Ashar Sp.PD yang juga wali kota terpilih dalam Pilkada 2008 lalu.
Degradasi Ke Divisi Utama
Memasuki tahun kompetisi Liga Super 2009-2010 dan dibawah kepemimpinan Dr. H. Samsul Ashar, Persik Kediri mengalami kemunduran prestasi mengakibatkan terdegradasi ke Divisi Utama. Dan baru bisa kembali naik kasta pada tahun 2013 promosi ke ISL diperingkat tiga klasemen.
Suporter
Persikmania berdiri pada Februari 2001. motto dari Persik Mania sendiri adalah Salam Darah Ungu SELALU !!! Atau disingkat “SDU SELALU”. Seiring dengan berjalannya waktu, prestasi Persik menurun, sehingga banyak Persikmania yang mulai enggan menyaksikan laga Persik Kediri di Stadion Brawijaya. Namun banyak juga bermunculan Persikmania dari generasi berikutnya dan kemudian membikin kelompok sendiri seperti Brigata Cyber-xtreme. Motto dari Brigata Cyberxtreme adalah “s1ung tajam”, yang merupakan singkatan dari “salam 1 ungu tampil atraktif juga militan” yang biasa menempati tribun utara. Selain itu ada juga yang menamai kelompoknya Hooliking, Gerakan Cinta Persik (GCP) yang biasa menempati tribun timur sebelah selatan papan skor namun tetap dalam yel yelnya mereka masih menyebut dirinya Persikmania.
Stadion
Stadion Brawijaya adalah kandang bagi Persik Kediri. Terletak tengah Kota Kediri, Jawa Timur. Stadion ini dibangun pada tahun 1983, dan mengalami pembenahan pada tahun 2000. Stadion Brawijaya memiliki kapasitas 20.000 tempat duduk. Stadion Brawijaya merupakan kebanggaan masyarakat Kediri karena di stadiun inilah Persik Kediri menjamu lawan-lawannya. Stadion ini berkapasitas 20.000 penonton, dibangun pada tahun 1983.

Prestasi
Liga Indonesia
1999/2000 – Divisi Dua, Juara (promosi ke Divisi Satu Liga Indonesia)
2002 – Juara Divisi Satu (promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia)
2003 – Juara Divisi Utama
2006 – Juara Divisi Utama
2013 – Peringkat ketiga Divisi Utama (promosi ke Liga Super Indonesia)

AFC Champions League
2004: Group stage
2007: Champions

Piala Gubernur Jawa Timur
Juara Piala Gubenur Jawa Timur 2002
Juara Piala Gubenur Jawa Timur 2005
Juara Piala Gubenur Jawa Timur 2006
Juara Piala Gubenur Jawa Timur 2008
Juara Piala Gubenur Jawa Timur 2015

No Posisi Nama Pemain
3 DF  Febly Gushendra
4 DF  Risna Prahalabenta R.
5 DF  Gitra Yuda Furton
7 MF  Aziz Alghany
8 MF  Sendy Pratama
11 FW  Ahmad Zakky Makhtary
12 DF  Sedek Sanaky
14 FW  Arif Yanggi Rahman
15 MF  M. Ridwan Maldini
16 MF  Eka Sama Adi Prasetya
18 MF  Oktavianus
19 FW  Gugum Gumilar
3 DF  Febly Gushendra
4 DF  Risna Prahalabenta R.
5 DF  Gitra Yuda Furton
7 MF  Aziz Alghany
8 MF  Sendy Pratama
11 FW  Ahmad Zakky Makhtary
12 DF  Sedek Sanaky
14 FW  Arif Yanggi Rahman
15 MF  M. Ridwan Maldini
16 MF  Eka Sama Adi Prasetya
18 MF  Oktavianus

19
FW     Gugum Gumilar          cover:https://sepakbolalokal.com

0 komentar:

Posting Komentar